Mengapa Iran Berani Melawan Israel dan Amerika? Ini Penjelasan Lengkapnya
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat terus meningkat. Namun, sejak awal 2024 hingga pertengahan 2025, situasinya semakin memanas secara terbuka — baik dalam bentuk serangan udara, siber, hingga pernyataan militer terbuka. Banyak yang bertanya: mengapa Iran begitu berani melawan dua kekuatan besar dunia ini?
Berikut penjelasan lengkapnya.
Awal Mula Ketegangan Iran, Israel, dan AS
1. Dendam Geopolitik Puluhan Tahun
Permusuhan antara Iran dan Israel/AS bukanlah hal baru. Sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979, Iran secara terbuka menentang keberadaan negara Israel dan memutus hubungan dengan AS.
2. Program Nuklir Iran
Amerika dan Israel menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran menyatakan teknologinya untuk tujuan damai. Tuduhan ini memicu berbagai sanksi dan serangan siber seperti Stuxnet, yang secara diam-diam menyerang sistem nuklir Iran pada 2010.
3. Peran Iran di Timur Tengah
Iran secara aktif mendukung kelompok militan seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan milisi Syiah di Irak dan Suriah, yang sering berseberangan dengan kepentingan Amerika dan Israel di kawasan.
Apa yang Membuat Situasi Saat Ini Semakin Memanas?
1. Serangan Israel ke Wilayah Iran dan Suriah
Israel beberapa kali melakukan serangan udara terhadap fasilitas Iran di Suriah dan bahkan menyerang kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April 2024, yang menewaskan beberapa pejabat tinggi militer Iran.
2. Balasan Terbuka Iran
Sebagai respons, Iran meluncurkan serangan drone dan rudal langsung ke Israel pada April 2024, menandai eskalasi besar karena ini pertama kalinya Iran menyerang Israel dari wilayahnya sendiri secara terbuka.
3. Dukungan Terbuka AS terhadap Israel
Amerika Serikat secara konsisten mendukung Israel, baik secara militer maupun intelijen. Pada serangan balasan Iran, AS membantu menembak jatuh sebagian besar rudal dan drone Iran.
Mengapa Iran Berani Melawan Israel dan AS?
1. Kekuatan Militer dan Rudal Iran
Iran memiliki salah satu sistem rudal balistik terbaik di kawasan Timur Tengah. Dengan teknologi lokal, Iran mengembangkan rudal jarak jauh, drone tempur, dan pertahanan udara yang membuatnya lebih percaya diri.
2. Jaringan Aliansi di Kawasan
Iran tidak berdiri sendiri. Ia memiliki jaringan kelompok proksi dan aliansi regional seperti Hizbullah, Hamas, Houthi, dan milisi Irak yang bisa digunakan untuk menyerang Israel dari berbagai arah.
3. Dukungan dari Rusia dan Tiongkok
Iran memiliki hubungan strategis dengan Rusia dan China, yang secara tidak langsung memberinya kekuatan geopolitik. China adalah mitra dagang besar Iran, sementara Rusia bekerja sama dengan Iran dalam isu Suriah dan senjata.
4. Motivasi Ideologis dan Politik Domestik
Iran memandang Israel sebagai “musuh Islam” dan AS sebagai “imperialis”. Retorika ini digunakan untuk menguatkan dukungan domestik, khususnya di tengah tekanan ekonomi akibat sanksi internasional.
Apakah Perang Terbuka Akan Terjadi?
Meskipun situasi saat ini tegang, kemungkinan perang total antara Iran vs Israel-AS masih tergantung pada perhitungan politik dan tekanan internasional. Negara-negara Arab, Eropa, dan PBB berupaya mencegah eskalasi lebih lanjut.
Namun, serangan langsung Iran ke Israel pada 2024 menandai pergeseran besar dalam strategi — dari perang proksi menjadi konfrontasi langsung. Ini memperbesar risiko konflik regional yang lebih luas.
Kesimpulan
Ketegangan Iran dengan Israel dan Amerika bukan konflik baru, tetapi terus berkembang seiring perubahan kekuatan regional dan global. Keberanian Iran melawan Israel dan AS bukan hanya soal kekuatan militer, tetapi juga ideologi, strategi jangka panjang, dan dukungan aliansi global.
Situasi ini penting untuk terus dipantau, karena dapat berdampak pada stabilitas kawasan Timur Tengah, harga minyak dunia, dan geopolitik global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar